Penyiapan Lahan dan Penanaman Tebu

Pembersihan Areal

Pembersihan dan persiapan lahan bertujuan untuk membuat kondisi fisik dan kimia tanah sesuai untuk perkembangan perakaran tanaman tebu.   Tahap pertama yang harus dilakukan pada lahan semak belukar dan hutan adalah penebasan atau pembabatan untuk membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil. Setelah tahap pembabatan selesai dilanjutkan dengan tahap penebangan pohon yang ada dan menumpuk hasil tebangan. Pada tanah bekas   hutan,   kegiatan   pembersihan   lahan   dilanjutkan dengan pencabutan sisa akar pohon.
Pembersihan lahan semak belukar dan hutan untuk tanaman tebu baru (plant cane/PC) secara prinsip sama dengan pembersihan lahan bekas tanaman tebu yang dibongkar   untuk   tanaman   tebu   baru   (ratoon   plant cane/RPC).  Akan tetapi pada PC sedikit lebih berat karena tata letak kebun, topografi maupun struktur tanahnya masih belum sempurna, selain itu terdapat pula sisa sisa batang/perakaran yang mengganggu pelaksanaan kegiatan.

Areal pertanaman tebu dibagi per rayon dengan luas antara 2.500-3.000 ha per rayon.   Setiap rayon dibagi per blok yang terdiri dari 10 petak, dengan tiap petak berukuran sekitar 200 m x 400 m (8 ha).  Antar blok dibuat jalan kebun dengan lebar 12 m dan antar petak dibuat jalan produksi dengan lebar 8 m.
Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari pembajakan pertama, pembajakan kedua, penggaruan dan pembuatan kairan.   Pembajakan pertama bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa-sisa kayu dan vegetasi lain yang masih tertinggal.   Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc berdiameter 31 inci dan Bulldozer 155 HP untuk menarik.   Pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri. Kedalaman olah sekitar 25-30 cm dengan arah bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar 45o.    Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam untuk satu petak (8 ha).
Pembajakan kedua dilaksanakan tiga minggu setelah pembajakan pertama. Arah bajakan memotong tegak lurus hasil pembajakan pertama dengan kedalaman olah 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah disc plow 3-4 disc berdiameter 28 inci dengan traktor 80-90 HP untuk menarik.
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilakukan menyilang dengan arah bajakan.   Peralatan yang digunakan adalah Baldan Harrow dan traktor 140 HP untuk menarik.   Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 9-10 jam untuk satu petak (8 ha).
Pembuatan kairan adalah pembuatan  lubang untuk bibit yang akan ditanam.  Kairan dibuat memanjang dengan jarak dari pusat ke pusat (PKP) 1,35-1,5 m, kedalaman 30-40 cm dan arah operasi membuat kemiringan maksimal 2%. Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk satu petak (8 ha).

Penanaman

Kebutuhan bibit tebu per ha antara 60-80 kwintal atau sekitar 10 mata tumbuh per meter kairan.  Sebelum ditanam bibit perlu diberi perlakuan sebagai berikut:
(1)     Seleksi  bibit  untuk  memisahkan  bibit  dari  jenis-jenis yang tidak dikehendaki
(2)     Sortasi bibit untuk memilih bibit yang sehat dan benar- benar akan tumbuh serta memisahkan bibit bagal yang berasal dari bagian atas, tengah dan bawah.
(3)     Pemotongan  bibit  harus  menggunakan  pisau  yang tajam dan setiap 3-4 kali pemotongan pisau dicelupkan kedalam lisol dengan kepekatan 20%
(4)     Memberi  perlakuan  air  panas  (hot  water  treatment) pada bibit dengan merendam bibit dalam air panas (50oC)  selama  7  jam  kemudian  merendam dalam  air dingin selama 15 menit.   Hal ini dimaksudkan untuk menjaga bibit bebas dari hama dan penyakit

Bibit yang telah siap tanam ditanam merata pada kairan.  Penanaman bibit dilakukan dengan menyusun bibit secara  over  lapping  atau  double  row  atau  end  to  end (nguntu walang) dengan posisi mata disamping.   Hal ini  dimaksudkan agar bila salah satu tunas mati maka tunas disebelahnya   dapat   menggantikan. Bibit   yang   telah ditanam kemudian ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri.    Akan  tetapi  bila  pada  saat  tanam  curah  hujan terlalu   tinggi,   maka   bibit   ditanam   sebaiknya   ditanam dengan cara baya ngambang atau bibit sedikit terlihat.
Pada tanaman ratoon, penggarapan tebu keprasan berbeda dengan terbu pertama.    Pengeprasan tebu dimaksudkan  untuk  menumbuhkan  kembali  bekas  tebu yang telah ditebang.   Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dahulu dari kotoran-kotoran bekas tebangan yang lalu.   Setelah kebun selesai dibersihkan barulah pengeprasan dapat dimulai. Pelaksanaan pengeprasan haruslah dilakukan secara berkelompok dan perpetak. Pengeprasan jangan dilakukan secara terpencar-pencar karena   akan   mengakibatkan   pertumbuhan   tebu   tidak merata sehingga penuaannya menjadi tidak merata dan menyulitkan  pemilihan  dan  penebangan  tanaman  yang akan dipanen.   Seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun pertama dan pembersihan rumput-rumputan.    Tujuan penggarapan ini adalah memperbaharui akar tua dan akar putus diganti akar muda, sehingga mempercepat pertumbuhan tunas dan anakan.   Selain itu tanah menjadi longgar sehingga pupuk akan dengan mudah masuk kedalam tanah.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit tebu yang  tidak  tumbuh,  baik  pada  tanaman  baru  maupun  tanaman keprasan, sehingga nantinya diperoleh populasi tanaman tebu yang optimal. Untuk bibit bagal penyulaman dilakukan 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam. Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal 2-3 mata sebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanaman yang telah dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut  gagal,  penyulaman ulang  harus  segera dilaksanakan.

Kairan

Penanaman Bibit Secara Double Row

Penanaman Bibit Secara Over Lapping

Penanaman Bibit Secara End to End

Arikel Banyak Dicari

Deskripsi Tebu Varietas BULULAWANG

Deskripsi Varietas Tebu PS 862

Deskripsi Varietas Tebu PS 864

Deskripsi Tebu Varietas KIDANG KENCANA (Nama Asal PA 198)

Syarat Tumbuh Tanaman Tebu

Deskripsi Varietas Tebu PS 865

Deskripsi Varietas Tebu PS 851

Deskripsi Varietas Tebu PS 863

Pemupukan Tanaman Tebu